Como 1907: Dari Serie D ke Serie A dalam 5 Tahun, Bukan Sekadar Dongeng

Como 1907: Dari Serie D ke Serie A dalam 5 Tahun, Bukan Sekadar Dongeng

PALAPABOLA-  Como 1907: Dari Serie D ke Serie A dalam 5 Tahun, Bukan Sekadar Dongeng

Como 1907 menulis kisah luar biasa dengan kembali ke Serie A musim 2024/2025, setelah absen lebih dari dua dekade. Klub yang sempat berada di Serie D pada 2019 kini berdiri sejajar dengan raksasa-raksasa Italia.

Kebangkitan ini terjadi setelah Djarum Group, melalui SENT Entertainment, mengambil alih kepemilikan klub pada 2019. Suntikan modal, manajemen modern, dan strategi bisnis yang jelas menjadi fondasi awal perjalanan kilat tersebut.

Tak hanya soal uang, Como mengubah dirinya menjadi proyek sepak bola modern. Sosok Cesc Fabregas, Osian Roberts, hingga identitas global Lake Como berperan penting mengantarkan klub menembus kasta tertinggi Italia.

Kepemilikan Djarum: Pondasi Transformasi

Akuisisi Como oleh Grup Djarum pada 2019 menjadi titik balik sejarah klub. Saat itu, Como terjebak di Serie D dan nyaris tenggelam dalam masalah finansial. Masuknya investor asal Indonesia menghapus utang dan menstabilkan fondasi manajemen.

Langkah berikutnya adalah profesionalisasi. Dennis Wise, mantan bintang Chelsea, ditunjuk sebagai CEO untuk menata arah klub, sementara brand Mola yang juga dimiliki Djarum, menjadi sponsor utama. Sinergi antara sepak bola, media, dan bisnis langsung terlihat jelas.

Visi yang dibawa tidak sekadar soal prestasi di lapangan. Dengan memanfaatkan reputasi Lake Como sebagai destinasi mewah dunia, klub diarahkan menjadi brand global yang menggabungkan olahraga, hiburan, dan pariwisata.

Dari Serie D ke Serie A: Jalur Lima Tahun

Perjalanan kebangkitan Como dimulai dari promosi di Serie D menuju Serie C, lalu menembus Serie B dengan konsistensi. Setiap musim dijalani dengan target realistis, tanpa langkah tergesa-gesa.

Puncak perjalanan itu datang pada Mei 2024. Hasil imbang 1-1 kontra Cosenza memastikan Como finis sebagai runner-up Serie B di bawah Parma, sekaligus meraih tiket langsung ke Serie A. Itu menjadi promosi pertama mereka sejak 2003.

Lonjakan cepat ini bukanlah kebetulan. Disiplin finansial, strategi rekrutmen yang cermat, serta kesinambungan proyek membuat Como tampil stabil di setiap level hingga akhirnya menyentuh puncak.

Peran Fabregas dan Osian Roberts

Cesc Fabregas bergabung ke Como pada 2022 sebagai pemain sekaligus pemegang saham minoritas. Setelah gantung sepatu, ia masuk staf pelatih dan pada November 2023 sempat menjadi caretaker menyusul pemecatan Moreno Longo.

Namun, UEFA hanya memberi dispensasi singkat terkait lisensi kepelatihan, sehingga Osian Roberts masuk sebagai caretaker resmi pada Desember 2023. Fabregas pun menjadi asistennya, dan duet ini sukses mengantar Como meraih promosi.

Momentum itu berlanjut ketika pada Juli 2024, Fabregas resmi diangkat sebagai pelatih kepala dengan kontrak empat tahun. Penunjukan ini menegaskan arah klub: kontinuitas proyek dengan wajah modern dan figur ikonik.

Strategi Bisnis di Balik Klub

Djarum Group tidak membangun Como hanya untuk menang di lapangan. Mereka menjadikan klub ini sebagai ekosistem bisnis. Model yang diusung mirip “Disney”, menggabungkan sepak bola dengan pariwisata, fashion, media, hingga kuliner.

Lake Como yang sudah terkenal sebagai destinasi premium dunia menjadi daya tarik utama. Klub meluncurkan paket tur, produk merchandise, hingga kolaborasi fashion untuk memperluas jangkauan.

Dengan pendekatan ini, keberlanjutan finansial Como tidak semata bergantung pada hasil pertandingan. Mereka membangun brand global yang kokoh, dengan Lake Como sebagai pusat identitasnya.

Tantangan di Serie A

Promosi memang manis, tetapi Serie A membawa tantangan baru. Infrastruktur stadion Giuseppe Sinigaglia sempat dipertanyakan karena standar kompetisi, meski akhirnya tetap dipakai musim 2024/2025.

Di lapangan, target realistis adalah bertahan. Fabregas menambah pengalaman dengan mendatangkan pemain senior seperti Alberto Moreno dan Pepe Reina. Rumor kedatangan bintang lain sempat mencuat, namun rekrutmen tetap terukur.

Hasilnya impresif: Como menutup musim debut di Serie A di posisi ke-10. Sebuah pencapaian yang menegaskan bahwa proyek ini bukan sekadar sensasi sesaat, melainkan fondasi jangka panjang yang siap berkembang lebih besar.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *